Bayangan semu disela waktu yang berhimpit

Antara nyata dan bayangan tidak bisa dibedakan. Rasanya aku inginkan sesuatu yang benar-benar special dalam hidupku, namun jika memandang mereka. Rasanya tidak ada lagi yang benar-benar aku inginkan kecuali kehadiran mereka disampingku. Tak cukup bagiku merasakan semua kebahagiaan ini. Hanya ingin bersama mereka yang bisa aku raih. Namun harus bagaimana lagi, hidupku tidak mungkin hanya untuk mereka. Tapi mungkin memang inilah rasa sayangsesama yang tidak bisa dihapuskan dari dunia.

Kerap kali, aku datangi mereka. Tapi apa dayaku terhadap mereka, mereka pergi tanpa menghiraukan kehadiranku. Tak mengapa bagiku dalam hatiku berkata demikian. Meskipun mereka begitu. Tapi dalam lubuk hatiku yang paling dalam berkata, ” itu hanya sementara waktu, mereka hanya bosan dengan sifatmu. Tapi mereka masih menyayangi dirimu seutuhnya.”

Dikala penantian yang tak berujung waktu, aku hanya bisa berharap dengan sisa waktu yang ada ini. Mereka akan mengucapkan kata-kata perpisahan untuk yang terakhir kalinya. Tapi hal itu bukanlah menjadi harapanku yang harus terwujud. Aku tak ini ada kata perpisahan diantara kita. Hanya kau, kau, dia, dan mereka yang aku sayang. Menyebar satu benih kebahagiaan, menuai sejuta kebahagiaan juga di hari lain.

Apa yang kita lakukan sekarang, akan menimbulkan rasa yang sama pada anak cucu kita dimasa yang akan datang. Tak terwujud sekarang, ya nantilah jadinya.

Berfikir seolah bumi itu memang bundar dan rata, memiliki harapan bahwa kau dapat terlihat lagi dari ujung dunia nan jauh dimato. Berbekal hati yang saling mengenal, kelak tua tak akan saling lupa.

Memang semua kehidupan hanya lah panggung sandiwara, dan jika hancur berkeping-keping dan bila waktu telah berhenti, teman sejati tinggalah sepi.